Resep Makanan Super

Cerita Sex – Dewi sang Nafsu(New)

Udara panas di dalam kereta membuat seluruh keringatku mengucur sebesar-besar jagung. Memang beginilah keadaannya kalau naik kereta siang-siang, apalagi perjalanan jauh. Kalau pergi ke rumah nenek memang paling praktis kalau naik kereta walaupun panasnya tidak ketulungan, soalnya tinggal turun, jalan sedikit, sampai deh.
Sekitar jam empat lewat sedikit, kereta yang kutumpangi tiba di stasiun kecil di ibukota kecamatan di bilangan utara Jawa Tengah. Keadaan stasiun di sini tidak sekacau di Jakarta. Aku pun berjalan menyusuri rel berbalik kea arah Jakarta. Melewati gang-gang kecil, tak lama aku tiba di rumah nenek.
“Kulo nuwun.., Mbah.. Mbah..?” sapaku sambil mengetuk-ngetuk pintu.
“Lah, koe toh Lik. Masuk.. masuk, Mbah kirain siapa. Numpak bus opo sepur..?”
“Kereta, Mbah.”
“Gimana kabar Bapak sama Ibumu..?”
“Baik, Mbah. Ini ada titipan dari Ibu,” jawabku sambil meberikan sebuah bungkusan titipan ibu.
“Yo wis, mandi dulu sana.”
Aku pun langsung mandi, kalau udaranya panas seperti ini memang paling enak mandi. Jebur-jebur..!
Selesai mandi aku pun ke dapur, kalau bisa sih ingin langsung makan. Waktu di dapur, yang kutemui bukannya nenekku, tapi seorang gadis, memakai daster hijau sedang berjongkok dekat sumur. Mencuci piring kali yah..? Terlihat dari sini badannya gemuk, tapi pantatnya.. waahh.. Asoy geboy.. gedebuk enjoy.. weleh-weleh.. Aku pun terkesima sesaat, namun..
“Ngeliatin opo toh, Lik..?” tanya nenek mengagetkanku dan membuyarkan fantasi meraih..
“Eh.., Embah. Itu siapa toh, Mbah..?” tanyaku.
“Itu Dewi, anaknya Om Sabar, adiknya Bude-mu As, sekarang dia ikut Bude-mu.”
“Jadi ya masih sepupuku..?”
“Iya toh..?” jawab nenek.
Dewi pun berbalik melihatku, manis juga. Apalagi disambung sama senyuman yang manis itu. Sepetinya sih dia pemalu. Lalu aku dikenalkan sama dia. Saat aku makan, sepertinya dia beberapa kali memandangku dari seberang sana sambil memotongi sayur. Ketika aku membalasnya dia langsung memalingkan pandangannya. Manis juga sepupuku yang satu ini, walaupun gemuk dan terlalu besar untuk anak kelas dua SMP.
Lalu sebuah cerita terjadi, semuanya bermula ketika keesokan harinya aku ke rumah Bude As. Aku pingin pipis, duh.. kebelet banget. Aku langsung lari ke kamar mandi. Kamar mandi memang agak aneh, karena tidak berpintu namun seperti masuk ke dalam ruangan yang disekat-sekat, hanya WC yang ada pintunya. Karena sudah kebelet banget aku langsung masuk ke dalam ruangan yang ruang antaranya cukup gelap. Ternyata Dewi ada di sebelah dalam dekat bak dan membelakangiku. Jarak kami sekitar dua sampai tiga meter. Dengan bengong aku memandangi dari atas ke bawah tubuhnya yang polos tanpa sehelai kain pun alias telanjang bulat.
Melihat pantatnya yang membujur besar padat membuat ‘anu’-ku menegang. Bahenol sekali pantatnya. Belum lagi ketika dia menyamping dan buah dadanya yang ranum terlihat. Aku hanya dapat menelan ludah melihatnya jebar-jebur sambil memegangi adik kembarnya. Jadi pengen megang juga. Tapi karena sudah tidak tahan, aku langsung masuk ke dalam WC dan melepas bebanku.. aahh legaa..
Entah apa yang ada di pikiranku, padahal kalau mau ngintip terus aku bisa saja, tapi aku menunggu di dalam WC sampai Dewi selesai mandi baru aku keluar. Gendut-gendut sexy juga tuh cewek. Kalo bukan sepupu kali sudah kutembak. Selesai makan siang, Bude As menyuruh Dewi mengajakku jalan-jalan ke ladang tebu. Walaupun panas tapi rasa tetap segar dapat jalan berdua bersama Dewi.
“Kamu baru setahun ini di sini ya, Dew..?”
“Iya, Mas. Bapak sama Ibu di Jakarta, jadi aku ikut Bude.”
“Di sini sama Jakarta enak mana..?”
“Ya enak di Jakarta, kalo mo jalan-jalan banyak tujuannya.”
“Kamu sudah punya pacar belum..? Nanti pacarmu marah lagi liat kamu jalan sama aku..” pancingku.
“Engga toh, Mas. Aku belom punya pacar. Lagian siapa yang mau..?”
“Masak cantik kayak kamu nggak ada yang mau..?”
Dewi hanya tersenyum saja.
Menyusuri pematang, kami berdua sepertinya bahagia sekali, tak jarang kami tertawa dan bergandengan tangan. Dua jam kami berjalan, sampailah kami di sebuah stasiun tua tempat pengangkutan tebu, tapi sepertinya sudah lama tidak digunakan lagi. Dewi mengajakku masuk melihat-lihat ke dalam.
“Serem ya, Mas..?”
“Ah, siang-siang kok serem. Emang kamu takut, Dew..?”
“Engga, asal ada Mas Lolik..” jawabnya sambil menggandeng tanganku.
Lalu dia menarikku lebih masuk ke dalam, tibalah kami di satu sudut ruangan.
“Mas.., Mas Lolik sudah punya pacar belum..?”
“Wah, ngga sempet Dew..,” jawabku yang sebenarnya berbohong.
“Dewi boleh ngga jadi pacar Mas Lolik..?”
“Tapi Dew..,” tak sempat menyelesaikannya Dewi sudah memotongnya dengan menutup mulutku dan menaruh tanganku di dadanya.
Besar, empuk tapi padat. Awalnya aku tidak ingin sampai.. oh.., namun birahiku pun bergejolak, ‘anu’-ku menegang ketika Dewi mulai meremas-remaskan tanganku di payudaranya.
“Dewi ngga cantik toh, Mas..?” tanyanya sambil merangsang manja.
“Bukan.. bukan itu Dew..,” namun Dewi terus meremas-remaskan tanganku, benar-benar empuk, padat dan sensasinya begitu nikmat.
Tak kuasa menahan, aku mulai mencium bibirnya sambil meremas-remas sendiri payudara Dewi.
Kunikmati ciumannya yang hot sambil menutup mataku. Dewi lalu menarik tangan kiriku dan memasukkannya ke bawah roknya. Pertama aku berpikir akan menyentuh halusnya celana dalam Dewi. Ternyata kasar dan itu adalah rambut..! Dewi sudah menurunkan celana dalamnya ketika kami berciuman. Sempat kaget aku dibuatnya, namun tanpa basa-basi aku langsung memainkan jariku di sepanjang kemaluannya dan menjelajahi hampir tiap helai rambutnya yang lebat. Kemaluannya pun kian membasah, mengalir cairan kental dari dalam vaginanya. Jari semakin tangguh bermain di tengah beceknya kemaluan Dewi.
Tangan Dewi tidak mau kalah dan masuk ke dalam celanaku sambil memainkan batangku yang sudah membesar. Dia menurunkan resleting celanaku dan mengeluarkan batangku itu. Dia berjongkok di depanku dan mulai menjilati batangku. Dewi mengulum-ngulumnya dan memutar-mutarnya di dalam mulut dengan permainan lidah yang menawan. Hebat sekali sih dia.. sering nonton ‘bokep’ kali yah..?
Aku pun gantian jongkok dan mengangkat rok Dewi dan mulai melakukan oral sex pada kemaluan Dewi. Lezatnya Juice Cinta yang keluar dari vagina, Juicer alami milik Dewi. Aroma kemaluannya yang merangsang membuatku kesetanan menjilati ‘garis’ dari depan sampai belakang itu. Kugigit-gigit klitoris Dewi, lalu kujilat kelentitnya yang seperti jengger keluar. Dewi hanya mengerang dan mendesah menahan rasa sakit yang pasti nikmat itu. Naik aku menjilati perutnya yang gemuk berisi itu. Namun nafsuku tidak memperdulikan bentuk tubuhnya itu, bagiku dia tetap gehoy.. geboy.., S E X Y..
Kujelajahi tiap lekuk dan gunung-gunung di tubuhnya, lalu ke pantatnya yang besar bahenol dan lubang di tengah garis belakangnya tak luput dari incaranku. Lebih naik lagi aku mulai melahap kedua payudaranya yang sepertinya 36B apa C itu, kukulum-kulum puting-putingnya di dalam mulutku dan memainkan lidahku di atas kedua adik kembarnya itu. Tak diam tanganku terus mengorek-ngorek kemaluannya agar terus basah dan menarik klitorisnya, lalu mencoba memasukkan jariku ke dalam vagina Dewi.
“Kamu suka, Dew..?”
“Ah.., Mas.. masukin donk.. aah.., masukin aja.. Dewi ngga tahan nih..!” jawabnya sambil tak henti-hentinya mendesah.
“Apa yang dimasukin, Dew..? Jarinya..?” tanyaku lagi.
“Jangan.. ah.. aduh enak banget sih.. itu.. itu.. aja.. aduh.. ini lho..” jawabnya sambil mendesah terus dan memegang batangku, “Anunya Mas Lolik, memek Dewi udah ngga tahan pengen dicolok-colok aah.. aduh.. ayo dong, Mas..!”
Aku langsung merebahkan Dewi di lantai beralas koran dan menjilati memeknya dulu sekali lagi.
“Udah dong, Mas. Masukin aja..!” serunya sambil meremas-remas sendiri payudaranya.
Tanpa basa-basi aku langsung memasukkan batangku ke dalam vaginanya.
“Aaaghh.., yes..!” Dewi mengerang, entah kesakitan atau saking enaknya.
“Sakit, Dew..?”
“Engga kok, Mas. Enak.. enak banget. Bener kok. Terusin dong, Mas.. terusin..!” jawab Dewi sambil memegang pundakku.
Aku mulai menggerakkan batangku keluar masuk goa di tengah hutan lebatnya Dewi. Aaahh.. benar-benar enak banget. Kupikir akan sulit menembus kedalaman vagina Dewi, mungkin gara-gara basah banget kali yah jadi gampang. Saking basahnya vagina Dewi yang dipenuhi ‘Juice Cinta’, aku dengan cepat dapat ‘mengasah’ batangku di dalam kemaluannya. Kaki yang mengangkang diangkat ke atas benar-benar membuatku terangsang.
“Terus, Mas.. terus.. yes..! Yang dalem.. iya gitu.. terus.. aahh.., iya.. ya..” ujarnya sambil membuka selangkangannya lebih lebar dan menggelepar keasyikan.
Melihat tingkahnya yang begitu, membuatku semakin bersemangat bermain dengannya.
“Enak, Mas..?”
“Enak banget, Dew.. aahh. Kamu suka khan..?”
Dewi hanya mengangguk keenakan.
Lelah dengan satu posisi, kami mengganti posisi. Dewi berdiri sambil menungging memegang meja tua. Aku langsung ‘menusuk’-nya dari belakang.
“Pegang susuku dong, Mas..!” pinta Dewi memelas.
Tanpa berpikir panjang aku meladeninya, tangan kiriku memegang satu susu Dewi, memilin-milin putingnya, dan yang kanan memainkan kelentit tempat pipisnya keluar.
Dewi terus mendesah keasyikan, “Yang dalem.. terus.. aduh.. enak banget sih..! Jangan berhenti ya, Yank..?”
“Aku nggak kuat lagi, Dew. Keluarin yah..? Kamu sexy banget sih..”
“Cium aku dong, Yank. Terus keluarinnya di dalem aja.”
Aku pun mencium dan menggigit lidah dan bibirnya yang manis.
“Bener boleh di dalem nih..?”
“Iyah, cuman jangan lepasin tangan yang di memek, yah..? Abis enak banget..!”
“Kecek.. kecek..” terdengar kocokan pada vagina yang basah.
“Mas.. kentotin terus memek Dewi, Mas..! Iya..! Gitu..! Aduh..! Aahh..! Dewi Orgasme Mas..!”
“Aduh.. aahh.. kamu sexy banget sih Dew..!”
“Creett.. creett.. creett.. creett..!” air maniku pun membanjiri Dewi yang sepertinya ingin mengelepar menikmati orgasmenya.
“Jangan dicabut dulu, terus jangan lepas tanganmu, yah..?” pintanya lagi sambil memegang tanganku yang memainkan klitorisnya, “Abis enak banget, mainin terus dong..!”
Aku tak berhenti memainkannya sampai Dewi puas. Lalu kucabut batangku yang mulai menyusut lagi.
Setelah melepas lelah, kami berdua pulang ke rumah nenek. Selama liburan kami terus melakukan hubungan sex hampir setiap hari di stasiun tua itu sampai aku pulang ke Bandung. Bila tak sempat pergi, kami melakukannya di kamar mandi.
Setelah aku pulang, aku baru tahu kalau ternyata Dewi itu anak nakal. Makanya dia diungsikan dari Jakarta ke Jawa Tengah. Dua kali tidak naik kelas. Pantesan badannya terlalu besar untuk anak kelas dua SMP. Dulu dia suka membolos, jalan-jalan sama pacarnya yang supir dan punya anak istri. Pokoknya dulu dia terkenal nakal. Pantesan dia jago sekali dalam hal bermain sex. Jangan-jangan aku bukan pria pertama yang ‘bermain’ dengannya di stasiun tua itu.
Tetapi itu tidak mengganggu pikiranku. Lagi pula sejak pindah ke Jawa Tengah, sifatnya berangsur-angsur berubah baik. Hubungan kami berdua pun terus berlanjut. Dewi akhirnya menjadi pacar gelapku. Setiap dia pulang ke Jakarta, aku pasti ke rumahnya dan melepaskan rindu dengan terus bermain sex.
READ MORE - Cerita Sex – Dewi sang Nafsu(New)

Cerpen Cinta : Akhirnya Ku Menemukanmu

Cerpen Cinta : Akhirnya Ku Menemukanmu ~ Cerpen ini kiriman dari Kak Fitria Hariyani, Kali ini Cerpen yang bertema kan tentang cinta, ingin tau kisah cerpen nya? cekidooot dehh ^_^

Namaku Tio, sekarang aku tengah melanjutkan studiku di Kedokteran Spesialis Syaraf. Umur baru 24 tahun, terbilang Muda untuk meraih gelar dokter. Aku tidaklah mahasiswa yang pandai, Namun tekat dan usahakulah yang membuatku mudah meraih gelar dokter tersebut. Tekat untuk segera mengakhiri Studiku dan tekat untuk membuatku sukses sehingga aku dapat melamar gadis yang selama 8 tahun aku cintai, gadis yang selama 5 tahun tak kunjung aku temui, gadis yang aku rindu. Dialah yang membuatku sukses meraih gelar dokter. Sekarang aku bekerja disalah satu Rumah sakit ternama dikotaku. Aku memiliki gaji yang lumayan besar. Semua telah aku punya. Hidupku bisa dikatakan mapan, namun dalam urusan wanita aku tidaklah pandai. Dulu sekita masih duduk dibangku SMA,aku pernah mencoba untuk berpacaran,,hanya sekedar iseng, namun tak bertahan lama, karena aku tak sanggup menjalani hubungan dengan wanita yang aku tak sukai. Banyak alasanku untuk tidak mendekati wanita yang aku sayangi, namun hanya satu alasan terkuatku, aku hanya ingin menjadikannya halal bagiku. Dan karena itu aku terus berusaha untuk menjadi orang sukses aggar aku bisa membawanya kepelabuhan terakhirku. Aku tau dia juga menaruh hati padaku, namun aku tak ingin menunjukan semuanya. Sampai pada akhirnya aku terlambat untuk menjadikannya permaisuri terakhirku, aku terlambat. Menyisakan luka yang amat mendalam bagiku. Luka yang tak kunjung sembuh sejak dua tahun yang lalu. Aku masih berharap menjadikannya pelabuhan terakhirku. Cintaku masih teramat besar padanya. ah, dia telah menjadi milik orang. Semua ini salahku. Begitu bodohnya aku yang merelakannya begitu saja...
Sekarang aku tak tau harus bagaimana, luka itu makin mengoyak hatiku.. membuatku haus akan cintannya. Ini memang salahku. Apa dayaku kini.
Aku mencintaii seseorang yang tak mungkin aku miliki. Cinta yang sejak 8 tahun aku simpan didalam hati. Cinta yang membuatku menjadi seseorang yang sukses. Namun Tuhan tidak menjodohkan kami. Luka itu membawaku kemasa lalu, masa yang begitu indah bagiku. Masa saat aku mengenal cinta pertamaku

                                               ◊     ◊    ◊



    Gadis itu bernama Vea. Gadis yang membuatku mulai mengenal cinta. Wajahnya yang manis memberikan aku keteduhan ketika memandangnya. Aku masih belum terlalu mengenal cinta, ketika itu umurku baru menginjak 16 tahun ketika aku mulai mengenalnya. Entah berawal dari mana aku mulai mengetahuinya, seakan Tuhanlah yang mempertemukan kita. Aku hanya tau namanya, aku tak berani mengajaknya berkenalan. Cukuplah hanya memandang wajahnya membuatku bahagia.
    Vea tinggal di sebuah kota, dekat dengan tempatku menuntut ilmu, setiap hari aku bisa memandang wajahnya, melihat senyumnya, seakan ia memiliki pancaran cahaya dari wajahnya sehingga membuatku sangat tenang kentika memandangnya.  Namun, mungkin dia belum menyadari bahwa aku sering memperhatikannya, ah aku telah mengotorinya walau hanya dengan memandang wajahnya saja. Sebenarnya aku ingin melupakannya, aku begitu teramat takut mengajaknya berkenalan secara langsung, aku tak mau mengotori jemarinya, aku tak mau membuatnya kotor karena cintaku padanya.
Setahun sudah berlalu, menyisakan kenangan indah walau aku sendiri tak tau kenangan appa yang menjadikan hari-hariku Indah. Kini aku duduk di bangku SMA kelas 2. Pagi yang cerah, aku datang lebih awal dari biasanya, menanti kehadirannya, melihatnya membuatku sangat bahagia. Ah, aku benar-benar merasa dilangit ketujuh... dari balik pepohonan kulihat kedatangannya, senyumnya merekah, begitu manis, sungguh manis, dia berdiri dihapanku, seakan dia sadar aku memperhatikannya. Dia melihatku dengan tatapan yang sulit aku mengerti, namun begitu berarti, seakan menceritakan bahwa dia juga mencintaiku. Aku tak malu lagi menampakan diriku. Aku mulai mencari makna dari matanya, dia tersenyum. Aku merasa benar-benar bahagia. Namun kebahagianku tak lama,, sahabatku Tomi memberi tauku bahwa dia juga mencinta Vhea, ah hatiku sungguh terpukul. Dia selangkah lebih awal mendekati vhea, dia sudah mulai mencari tau nomer Hp Vhea. Aku harus bagaimana, sahabatku ataukah cintaku.? Aku sungguh bingung, bergelut dalam rasa yang tak mudah ku mengerti
                                                     ◊     ◊    ◊

Waktu begitu cepat beralalu, 1 tahun sudah semenjak aku tau sahabatku juga menaruh hati padanya, aku mulai menyimpan rasa ini, menguburnya kedasar hatiku,  biarlah hanya aku yang tau rasa ini, biarlah aku yang terluka aku tak ingin menyakiti sahabatku. Dan semenjak 1 tahun yang lalu, aku mulai menghindar darinya, namun tak lantas membuatku berhenti mencintainya, semakin kemenjauh darinya semakin cinta ini begitu besar untukknya, aku takut, takut tak bisa mengendalikan emosiku, takut aku kan melukai sahabatku. Aku sangat takut.
Cinta ini sungguh benar-benar membuatku gila, sangat gila. Aku tak bisa melupakanya. Aku mencoba untuk menjalin hubungan dengan wanita lain, namun aku belum bisa melupakannya. Dia cinta pertamaku, sulit untuk aku membuang cinta ini begitu saja. Padahal banyak gadis yang mendekatiku, namun aku selalu menolak, tak ingin menjalin sebuah hubungan dengan siapapun kecuali gadis manisku itu. Cinta ini benar-benar membuatku gila, cinta ini membuatku haus karenanya, membuatku hatiku mengaga karena merindukannya. Aku ingin sembuh dari semua ini. Aku sudah tak sanggup lagi.
    Malam yang cerah, namun tak secerah hatiku, hatiku galau memikirkan gadis yang aku cintai. Tak bisa berfikir apa-apa, aku ingin segera mengakhiri studiku agar aku tak bertemu dengannya lagi, agar rasa sakitku bisa terobati sedikit demi sedikit, mungkin dengan cara itu aku bisa melupakannya. Saat aku asyik dengan kesendirianku, tiba-tiba Tomi datang, menganggetkanku
“Tom,,, tumben....” Tanyaku
“To the poit aja Yo,,, aku sudah nembak Vhea...”
“Trus “ tanyaku penasaran bercampur dengan rasa takut
“Dia nolak aku...” ujarnya kecewa
“ kenapa “ tanyaku penasaran
“ dia mencintai orang lain...”
“ siapa ‘”? tanyaku
“Kamu.....” Jawab Tomi sambil memandangku
“Aku,,,,?” tanyaku terbata-bata
Hatiku sungguh girang bukan main, namun aku benar-benar takut, Tomi akan kecewa denganku. Aku sedih melihat sahabatku sedih.
“Maaf Tom, aku gag bermaksud, aku memang mencintai Vhea, namun aku tak ingin kamu tau hatiku sesunggunya,,, sampai saat ini aku masih mencintainya..” ujarku menjelaskan
Tomi hanya tersenyum
“So, tunggu appa lagi kawan, tembak dia.....” bujuk Tomi
“aku gag bisa Tom, Pegang janjiku, aku akan melamarnya 6 tahun lagi, setelah aku sukses menjadi seorang dokter “ ujarku berapi-api”
“Inii baru sobatku...”Ujar Tomi menyemangatiku.

                                                      ◊     ◊    ◊

Waktu terus berlalu, kini aku telah menyelesaikan Studiku di bangku SMA, dan aku meninggalkan gadis yang aku cintai tanpa adanya janji, tanpa adanya salam perpisahan, tanpa adanya komunikasi. Ini sekedar aku lakukan untuk melihat sebagaimana dia menungguku. Ah semoga saja cintanya padaku setulus cintaku padanya. semoga dia tetap menungguku, karena aku yakin aku akan datang menemuinya, karena aku yakin Tuhan telah membuat rencana yang sangat indah untuk kita
“Tenaglah sayang...” gumanku

                                                       ◊     ◊    ◊

    4 tahun sudah berlalu, aku benar-benar berusaha begitu keras untuk cepat menyelesaikan studiku ini, agar aku bisa secepatnya membawa gadis pujaanku kepelabuhan terakhirku. Ah tak sabar aku, serasa waktu begitu lambat berlalu.    
Aku duduk dicafe tempat biasaku menghabiskan waktuku, tuk sekedar mengisi waktu luang atau untuk sekedar menyelesaikan skripsiku. Tiba-tiba Tomi datang menghampiriku, melihatnya ada guratan kemaharan diwajahnya.
“ Adda appa ini...’?” batinku
“Tio, Lihat ini,,” ujarnya sembari menyerahkan Hpnya yang berisi SMS dari Vhea
Aku membacanya dengan saksama
Tomi aku mohon, beritaukan pada Tio, aku sungguh mencintainya. Sangat mencintainya, tanyakan kepastian akan cintanya agar aku bisa menunggunya. Tomi, aku dilamar oleh orang yang tak pernah aku inginkan, beritau Tio akan hal ini,, jika dia memang mencintaiku,, aku akan menolak lamaran tersebut, namun jika dia tidak mencintaiku akan akan menerima lamaran itu. Mohon sampaikan secepatnya.
    Aku selesai membaca. Aku tak tau harus bagaimana, aku belum bisa melamarnya sekarang. Penghasilanku belum cukup dan aku belum siap. Aku benar-benar bingung. Aku menyodorkan kembali Hp milik Tomi
“Bagaimana ?“ tanyanya
“Aku tak tau...” Jawabku singkat
“Appa maksdmu tak tau Tio...apa kamu rela membiarkan wanita yang kamu cintai menikah dengan orang lain..” Tanya Tomi mulai marah
“Aku belum siap untuk menikahinya...” jawabku singkat
“Dia tak menyuruhmu menikahinya sekarng, dia hanya menanyakan kepastian cintamu, dia akan menunggumu....” emosi Tomi
“apalagi yang kau tunggu Yo, kau sudah mempunyai pekerjaan, gelar doktermu akan segera kau raih, apalagi yang kau tunggu? “
“aku tak tau Tom, jangan paksa aku” bentaku
“Oh,,, gini cara kamu yo, seandainya aku gag mikirn perasaan kamu, aku sudah mengajak Vhea menikah, apalagi yang aku tunggu, aku sudah memiliki penghasilan,, seandainya kamu tidak mencintainya, aku akan membawanya yo, namun kalian saling mencintai, apa dayaku “ bentak Tomi sambil memukul meja. Aku hanya diam melihat Tomi yang begitu marah padaku.
“oke kalau begitu, aku harus bilang apa pada Vhea?
“ tak taulah Tom, katakan selamat padanya...” Ujarku, setan mana yang merasukiku ketika aku mengatakan hal tersebut. Sunggu aku tak menyadarinya.
“Oh begitu ya...”Ujar Tomi sambil meninggalkanku begitu saja
    Aku sunggu menyesal, tak tau harus berbuat appa, aku belum siap untuk menemuinya. Aku belum siap untuk berjanji padanya. ah aku tak tau harus berbuat apa. Luka yang aku buat sendiri makin membesar.
    Bulan telah berganti,  luka yang dulu aku buat sendiri makin terkoyak ketika aku mendengar kabar pernikahannya. Aku sunggu menyesal, kini  wanita yang aku cintai sudah menjadi milik orang. Luka ini sunggu sulit tuk mengering, bahkan tak bisa mengering sama sekali. Aku tak sanggup menghadapi semua kebodhanku. Andai saja waktu itu aku memberi kepastian akan cintaku, mungkin tak akan berakhir seperti ini. Mungkin dia telah menjadi miliku seutuhnya. Ah penyesalan memang selalu datang belakangannya. Sulit tuk aku pungkiri bahwa aku telah kehilangannya. Tuhan memang tak manakdirkan kami untuk bersatu.

                                                    ◊     ◊    ◊

    Tittttttt....
Dering sms seketika membangunkanku dari masa laluku yang membuatku terluka hingga sekarang. Luka yang belum juga sembuh selama 2 tahun. Luka yang masih begitu basah. Membuat hatiku kian pilu. Membuatku rindu akan senyumnya. SMS dari Tomi,
“Kamu dimana?””
“DICafe biasa” balasku
“Tunggu Aku disana, 30 menit lagi aku tiba..”
“oke “
    Ada harapan ketika aku membaca sms itu, harapan Tomi akan membawa Vhea kehadapanku. Ah itu mustahil, Vhea sudah menjadi milik orang lain dan itu tak akan mungkin, namun aku masih tetap berharap kedatangannya, menemuiku. Sulit untuk aku mengerti perasaan ini. Pernah aku berfikir untuk menemui Vhea, mengajaknya menikah, meninggalkan suaminya. Entah setah mana yang merasukiku, namun seketika aku tepis. Itu mustahil aku lakukan, aku tak ingin merusak kebahagia Vhea. Ah luka ini benar-benar membakar seluruh jiwaku. 30 menit berlalu. Tomi datang tepat waktu, senyumnya merekah.
“adda appa kamu senyum-senyum “ tanyaku penasaran
“Ada yang mau aku kenalin sama kamu...” ujaarnya semangat
“siapa’ ?”tanyaku malas
“Vhe,,, masuk....” Panggilnya
Seketika aku menoleh kearah pintu, jantungku berdetak tak karuan, ada perasaan yang entah datang dari mana, aku melihatnya, terkejut. Wanita yang selama ini aku cinta ada dihadapanku. Menangis, didepanku. Aku tak kuasa melihatnya. Tak tau harus berbuat apa, aku ingin menghapus air matanya,namun aku takut, aku tak ingin menyentuhnya karena dia  belum menjadi halal bagiku.
“Vhea,,,, bukannya kamu telah menikah...” tanyaku ter bata-bata
“Aku masih menunggumu Tio, aku masih mencintaimu.Tomi menceritakan semuanya. Bahwa kamu masih mencintaiku, dan aku terus tetap menunggumu. Kami merencanakan semua ini agar kamu mengerti betapa aku mencintaimu..” jelasnya
“Aku mencintaimu Vhe, sangat mencintaimu..”? maukah kamu menjadi pelabuhan terakhirku?” dengan mantap kulamar dia
Dia hanya mengangguk. Hatiku bahagia, aku tak akan melepasnya lagi, tak akan melakukan kesalahan untuk yang kesekian kalinya. Dia sudah ada dihadapanku. Aku kan menjadikannya yang terakhir untukku. Membawanya kebeabuhan terakhirku. Menjadikannya halal bagiku. Sungguh aku mencintaimu. Dan kini miliku seutuhnya, hanya miliku.
                                          
sumber image : http://cintairmaselalu.files.wordpress.com/2010/08/true-love-wallpaper.jpg
 
                                                        --- THE END ---
Biografi Penulis
NAMA : NURFITRIA HARIYANI
UMUR : 18
PENDIDIKAN : MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
ASAL : LOMBOK, NTB
 
READ MORE - Cerpen Cinta : Akhirnya Ku Menemukanmu

Profil Biodata Maddi Jane

Profil Biodata Maddi JaneProfil Biodata Maddi Jane ~ Kali  Ini Nuansa Remaja mau share tentang New Youtube Sensation yaitu MADDI JANE. Hmm, mungkin belum banyak sih yang kenal atau dengan cewek cantik ini, postingan ini juga hasil request salah seorang sahabat saya di Facebook. sedikit susah sih mencari artikel tentang Profil Biodata Maddi Jane  ini tapi saya bersemangat cari info-info tentang cewe ini. Cuma Segini sih yang dapat saya cari, dan susah banget nyari nya, huahahahhah ^_^ .


Ne biodata MADDI JANE yang saya dapat


Nama Lengkap : Maddi Kristie Jane
Tanggal Lahir : NOV 7 1999
Usia : 12 tahun
Tempat Lahir : Chicago, Illinois
Official Website : MADDI JANE , Youtube, Facebook, MySpace, Twitter


Pengen liat Photo Cantik Maddi Jane?nih lihat sob.



Profil Biodata Maddi Jane

Profil Biodata Maddi Jane

Profil Biodata Maddi Jane

Profil Biodata Maddi Jane

Profil Biodata Maddi Jane


Ne dia lagi nyanyi bos, cekidoott !!







Gimana Sob dengan Profil Biodata Maddi Jane? cantik kan?
huahahahhahha, trims udah mampir kesini ^_^
READ MORE - Profil Biodata Maddi Jane

Sinopsis Sungkyunkwan Scandal

Sinopsis Sungkyunkwan ScandalSungkyunkwan Scandal  - Sebuah Drama Korean Terbaru yang tak lama lagi akan keluar di layar kaca televisi kita, ahaaaayyyy sebelumnya ada baik nya kita simak dulu ya Sinopsis Drama Korean Terbaru Sungkyunkwan Scandal  ini ya sob, drama korea terbaru indosiar ini merupakan  drama yang berasal dari Negara Korea Selatan yang ditayangkan oleh KBS sejak 30 Agustus 2010 hingga 2 November 2010 lalu.


Sungkyunkwan Scandal / 성균관 스 캔들 Detail,Synopsis,Cast,Photo,Video
Title : Sungkyunkwan Scandal / 성균관 스 캔들
Genre : Period, Romance , Comedy
Episodes : TBA
Broadcast Network : KBS2 , Monday & Tuesday 21:55
Broadcast Period : 2010-September - ?? to TBA
Director : Not Confirmed yet
Original Writer : Jung Eun Gwol (정은궐) ,Novels "The Live of Sungkyunkwan Confucian Scholars 1 & 2"
Screenwriter : Not Confirmed yet

Sinopsis Sungkyunkwan Scandal Synopsis Episode 1 - 20


Satu lagi drama Korea seru berjenis saeguk (periode kuno) hadir di layar kaca Indosiar. Drama Korea yang bertajuk Sungkyunkwan Scandal ini berseting pada masa pemerintahan Kaisar Jeongjo dari Dinasti Joseon. Dibintangi oleh sederet bintang papan atas Korea, yaitu aktris Park Min-young, Micky Yoochun, Song Joong-ki dan Yoo Ah-in.

Mengambil latar belakang Universitas Sungkyunkwan, pada masa ketika kaum wanita tidak boleh mendapatkan pendidikan atau bekerja. Seorang wanita muda cantik bernama Kim Yoon-hee (Park Min-young) harus menyamar sebagai adik lelakinya, Kim Yoon-shik yang sakit-sakitan agar bisa bekerja untuk menghidupi keluarganya.

Macam-macam pekerjaannya pernah dilakoni Kim Yoon-hee, bahkan pekerjaan ilegal seperti menjadi joki dalam ujian untuk meloloskan peserta aslinya masuk ke Universitas Sungkyunkwan  yang sebenarnya hanya bisa dimasuki pria. Peserta lain yang bernama Lee Sun-joon (Micky Yoochun) menangkap basah ulahnya.

Lee Sun-joon yang cerdas dan tegas itu melihat bahwa Kim Yoon-shik yang tidak diketahuinya adalah wanita itu ternyata cerdas sehingga mendorongnya mendaftar ke Universitas Sungkyunkwan. Di sana Kim Yoon-hee selain bersahabat dengan Lee Sun-joon, juga bersahabat dengan Goo Yong-ha (Song Joong-ki) dan Moon Jae-shin (Yoo Ah-in) yang bersifat angin-anginan.

Kim Yoon-hee dengan samaran Kim Yoon-shik tentu saja menjaga rahasianya bahwa ia sebenarnya wanita dari ketiga sahabatnya itu, namun tidak mudah. Banyak kelucuan yang terjadi ketika ia berusaha agar rahasianya tidak terbongkar karena harus tinggal bersama para mahasiswa lain yang semuanya pria. Seiring waktu berjalan, Kim Yoon-hee diam-diam jatuh hati kepada Lee Sun-joon yang tentu saja menyangkanya pria.

Akankah rahasia Kim Yoon-hee terbongkar? Lalu bagaimana dengan ketiga sahabatnya khususnya Lee Sun-joon ketika akhirnya mengetahui siapa sebenarnya Kim Yoon-shik alias Kim Yoon-hee? Saksikanlah terus drama Korea bertajuk Sungkyunkwan Scandal di layar Indosiar setiap Senin-Jumat, pukul 16.30 WIB, mulai 28 November 2011. Selamat menyaksikan.(indosiar.com/Fachri)

Daftar Pemain Sungkyunkwan


  • Micky Yoochun sebagai Lee Sun Joon
  • Park Min Young sebagai Kim Yoon Hee
  • Song Joong Ki sebagai Goo Yong Ha
  • Yoo Ah In sebagai Moon Jae Shin
  • Seo Hyo Rim sebagai Ha Hyo Eun
  • Jun Tae Soo sebagai Ha In Soo
  • Kang Sung Pil sebagai Im Byung Choon
  • Kim Dong Yoon sebagai Seol Go Bong
  • Chae Byung Chan (채병찬) sebagai Kang Moo
  • Ahn Nae Sang sebagai Jung Yak Yong
  • Park Geun Soo (박근수) sebagai Yoo Chang Ik
  • Kim Ha Kyoon sebagai Choi Shin Mook
  • Kim Young Bae sebagai Go Jang Bok
  • Im Young Pil (임영필) sebagai Ham Choon Ho
  • Kim Jung Kyoon (김정균) sebagai Ahn Do Hyun
  • Jang Se Hyun (장세현) sebagai Kim Woo Tak
  • Hwang Chan Woo (황찬우) sebagai Bae Hae Won
  • Joo Ah Sung sebagai Nam Myung Shik
  • Jo Sung Ha (조성하) sebagai King Jeongjo
  • Kim Gab Soo sebagai Lee Jung Moo
  • Lee Jae Yong sebagai Ha Woo Kyu
  • Choi Dong Joon sebagai Moon Geun Soo
  • Kim Ik Tae sebagai Minister Chae
  • Han Yeon (한연) sebagai Kim Yoon Shik (Yoon Hee’s brother)
  • Park Dong Bin sebagai Steward Byung Pan
  • Ryu Dam sebagai Soon Dol
  • Kim Kwang Gyu sebagai Hwang Ga
  • Sung Hyun Joo (성현주) sebagai Beo Deul Yi
  • Im Yoon Jung (임윤정) sebagai Aeng Aeng
  • Jung Hye Mi (정혜미) sebagai Seom Seom
  • Lee Min Ho sebagai petty thief
  • Park Chul Min sebagai Hanseongbu official
  • Kim Dong Hyun sebagai errand boy
  • Lee Won Jong sebagai fortune teller (cameo, ep8)

Sinopsis Sungkyunkwan Scandal
READ MORE - Sinopsis Sungkyunkwan Scandal

Cerpen : Kita Sendirian di Dunia Ini | Bagian Terakhir

Cerpen : Kita Sendirian di Dunia Ini | Bagian Terakhir ~ Ahayyy ne bagian terkhirnya dari cerpen-cerpen yang kemarin, gak sabar yaa? langsung saja nih baca Cerpen : Kita Sendirian di Dunia Ini | Bagian Terakhir.


Cerpen : Kita Sendirian di Dunia Ini | Bagian Terakhir
Fia turun dari bus yang membawanya pulang. Langkahnya terlihat berat saat berjalan menyusuri pekarangan rumah kakeknya itu. Wajahnya pucat dan kelihatan lelah sekali. Kenangan di Jakarta, bersama orang yang dicintainya telah berlalu bersama Bus itu.



         Fia tinggal di tepian kota bandung. Dan Kota itu, tentu saja,  hanya berada dua jam perjalanan dari Jakarta menggunakan Bus. Sebuah rahasia konyol yang dimilikinya untuk menjauhkan sahabatnya agar tidak berkunjung ke tempat tinggalnya. Terutama menjauhkan Gian yang selalu memaksa ingin mengunjungi ayah dan ibu Fia.



         Fia berbohong Hampir tentang semua Hal.  Fia melakukan itu agar dia bisa terlihat normal seperti gadis lain. Dan Dia tidak ingin hidup dari rasa iba orang lain. Karena itu Fia juga berbohong tentang orang tuanya. Orang tua Fia sudah lama meninggal dunia, dan kini dia tinggal bersama kakek dan neneknya. Fia berbohong, agar bisa seperti orang lain yang normal.



         “kau tidak bilang ingin pulang” nenek Fia menyambutnya dengan senyum.



         “nenek…aku kangen nenek..” fia melepas kopernya dan segera memeluk neneknya.



         “wah, wah, lihatlah, cucuku yang cantik telah pulang” kakek fia mendatangi cucu kesayangannya itu dengan cepat. Fia menahan haru yang teramat sangat saat melihat kakek dan neneknya.



         “tinggalkan kopermu. Biar kakekmu yang gagah ini yang membawanya” sang kakek dengan ceria menenteng bawaan Fia.



         “ayo, cepat masuk. Kita makan dulu.” Kata nenek fia.

Mereka bertiga seperti bertahun-tahun tidak bertemu. Keceriaan itu terlihat tidak memudar sedikitpun. Mereka tertawa oleh lelucon kakek Fia. Sang nenekpun tidak ingin kalah, beliau menceritakan cerita tentang kakek Fia yang semakin pikun. Sejenak, mereka melupakan semua kesedihan. Sejenak, mereka terlihat seperti keluarga yang sangat bahagia.



         Namun Fia ingin waktu yang sejenak ini menjadi abadi. Dia ingin membekukan semua tawa ini seperti sebuah foto. Fia ingin membuat sisa kehidupannya menjadikan kakek dan neneknya beruntung memilikinya. Dan sesungguhnya itulah alasan Fia kembali ke Bandung. Sudah waktunya, dia membayar kembali semua hutang yang telah dipinjamnya dari kedua orang ini.





         ***





         Bandung memasuki malam. Fia menyandarkan tubuhnya yang lemah di bangku malas yang berada di teras. Dia memerhatikan lampu jalan yang perlahan terang karena malam semakin gelap gulita. Sekuat tenaga dia mengalihkan pikirannya dari Jakarta. Namun semakin ingin dilupakan, semakin saja sulit untuk membuang itu semua.



         Sakit di kepala fia semakin menjadi. Nyeri pada tulang dan persendiannya semakin terasa parah sekali. Gejala seperti ini sudah lama di alaminya. Namun untuk menjelaskannya kepada sang kakek atau nenek sangatlah tidak mungkin. Kata-kata seperti kanker darah, atau “leukemia”, sangat sulit dipahami oleh mereka. Mereka hanya tahu, bahwa Fia sakit-sakitan sejak kecil. Mereka selalu mengira bahwa itu karena tubuh Fia yang lemah. Asal makan banyak dan istirahat teratur pasti akan sembuh. Kalimat kakek Fia itu adalah kalimat yang paling di sukai Fia.



         “Fia, ayo masuklah. Angin malam tidak baik untuk tubuhmu” sang nenek berdiri di depan pintu memanggil fia.



         “sebentar lagi, nek. Sebentar lagi.” Kata fia.



         Sang nenek ingin memaksa lagi, namun beliau terhenti. Bias mata fia memberi tahu beliau bahwa fia sedang gundah. Rona wajah fia mengatakan sesungguhnya dia sedang menunggu seseuatu. Meski sang nenek tidak tahu apa arti kegundahan itu, beliau tidak ingin menanyakannya. Ada bulir air mata yang siap jatuh di mata fia. Sesuatu yang belum pernah beliau lihat sebelumnya.



         Raut wajah fia tetap seperti itu hingga hari-hari berikutnya. Kakek dan nenek menyadari ada sesuatu yang telah terjadi pada diri Fia. Tapi mereka mengenal Fia, dia bukan orang bisa membuka diri untuk bercerita. Selalu menyimpan sendiri semua masalahnya.



         Dan kondisi kesehatan fia pun semakin memburuk karena tak lagi terapi seperti di jakarta dulu. Tubuhnya lemas dan hampir tidak bisa berjalan lagi. Kadang-kadang darah keluar dari mulutnya. Sebagian tubuhnya memar dan membengkak, namun itu semua ditutupinya dengan baju panjang dan jilbabnya. Tak pernah sekalipun mengeluh atau terlihat sakit di dekat kakek dan neneknya. Dia sendiri takut, sampai kapan bisa berbohong seperti ini.





         ***





         Dua bulan sejak kedatangan fia dirumah kakeknya. Canda tawa mereka tidak memudar. Kebahagiaan itu masih bisa dilihat bahkan dari kejauhan. Namun bila semakin didekati, semakin dilihat dari dekat, yang terlihat hanyalah kesedihan dan kekakuan saja. Dan tanpa ada seorang pun yang tahu, hari ini, semua itu akan berubah.



         Fia masih menyandarkan tubuhnya di bangku teras itu. Berharap bisa berkeliling dunia seperti impiannya dulu. Berharap dunia ini bukanlah tempat yang sepi dan penuh dengan kesendirian yang menyesak. Fia masih memandangi lampu jalanan di depan pekarangan kakeknya, saat sebuah mobil berhenti dan seorang pemuda turun dari mobil itu.

Terlihat pemuda itu bercakap-cakap dengan penjual jajan keliling yang sering mangkal di depan rumah kakek Fia. Namun



         Fia tidak mengenal lelaki itu. Bias lampu jalanan itu terlalu redup untuk menyinari wajah sang pemuda itu.

Lalu tiba-tiba pemuda itu berlari menuju rumah kakek Fia. Dan Fia hanya bisa sedikit menegakkan badannya yang lemah. Fia penasaran siapa lelaki ini. Derap langkah lelaki itu semakin mendekat, dan akhirnya lampu teras rumah menyinari wajah lelaki itu. Fia bingung, Dia seperti mengenal wajah itu.



         “ketemu…” kata pemuda itu, sambil tersenyum. Senyum itu membuat Fia hampir terjatuh.



         “Gian…” kata Fia terkejut. Perasaan yang dirasakan olehnya sangat sulit untuk di ceritakan.



         Gian berjalan mendekat, lalu memeluk Fia. Tubuh mereka berdua gemetar. Seolah listrik statis yang kecil telah mengaliri mereka berdua. Emosi yang meluap dari tubuh yang tak mampu  menahannya. Ingin keduanya saling berteriak bahagia, namun setetes airmata sudah cukup menenangkan mereka.



         “ke…kenapa…?” tanya Fia. Dirinya telah tenggelam dalam tangis dan bahagia.



         “karena…” jawab gian dengan gaya mengejeknya yang khas. Fia memukul bahu Gian, pelan.



         “aku…pikir…kita sendirian di dunia ini…gian…” kata Fia.



         “apa yang membuatmu berpikir begitu?” tanya gian pelan.



         “bukankah. kita lahir sebagai jiwa yang terpisah dari jiwa yang lain, kita hidup masih terpisah, lalu saat ajal menjemput juga tetap sendirian. Tapi…”



         “tapi..?” sela Gian.



         “tapi entah mengapa, saat ini aku kesendirian itu hilang. Apa kau merasakannya?” tanya Fia lemah.



         “tidak” jawab Gian.



         “eh?” Fia kaget.



         “aku kesini ingin hanya ingin membayar janji, dan menagih hutang. Kau pikir aku masih suka padamu?” kata Gian tampak serius. Fia bengong sesaat. Lalu gian mengedipkan sebelah matanya. Mereka berdua lalu tertawa kecil.



         “gadis pembohongku… Apapun yang telah dan akan terjadi jangan kau hiraukan. Saat ini, detik ini, aku disini.” Gian menatap dalam mata Fia. “maukah kau menjadi pendampingku hingga akhir nanti?” tanya Gian seraya memegan kedua tangan Fia yang dingin.



         “tidak” jawab fia lalu matanya mengedip.



         “kau ini…” kata Gian dengan nada manja. Kemudian gian mendekatkan wajahnya mendekati wajah fia. Fia memejamkan matanya. Gian memberikan ciuman di kening fia, pelan dan singkat. Namun momen yang sebentar itu, telah membuat kakek dan nenek fia yang dari tadi mencuri dengar, saling berpelukan dan menangis.



         Mungkin di dunia ini mereka tidak bisa mengabadikan momen bahagia itu. Namun mereka percaya, Tuhan memiliki cara yang lain untuk membuatnya abadi. Setidaknya saat ini mereka tidak sendirian di dunia ini.



Sumber : Kumpulan Cerpen dan Puisi

                                                       ----THE END----

READ MORE - Cerpen : Kita Sendirian di Dunia Ini | Bagian Terakhir